Abstraksi Memori_Juli2013
Telinganku
semakin peka semena-suka, decak jarum jam membekas luka darah menganga.
Tidak.
Tidak akan lupa tiap derit detiknya. Dalam gaduh pesta talenta.
Tafsir
ortodok melempar senyum di bibir jendela, menggurat nyali takdir. Berhala.
Nilai-nilai
berhitung selepas siuman. Bisul-bisul menimbang berat badan.
AH_12feb2013
AH,
jembut jempalitan di lantai-lantai putih yang mengkilat.
Secerah
senandung murah biduan layar datar kotak hitam terpetak.
Tertata
amburadul menyerupai gunungan sampah sisa banjir.
Tembok
angkuh menohok bentang langit yang kian muram.
Tidak
ada cerah bersahabat, panas membakar embun.
Hina Dina_17
Januari_2013
Sepatah
kata
Terpenggal
dua
Diamnya
sunyi menusuk sunyi
Malam
ini dingin menyepi
Hari Baru_01-01-2013
Cerah
sinarnya, kuning keemasan.
Hangat
menyengat, sedikit menyilaukan.
Sore
nanti kelak mendung.
Perit-petir
menyambar burung.
Isyarat_27des2012
Terlalu
lebat sebelum mendung menandai.
Hadirnya
cepat mengusir kepung matahari.
Perubahan
makna tak tercerna.
Karena
logika menjadi buta.
Introvert_17april2012
Saya
diam tapi musik saya cerewet.
Bukan
kontras tapi hanya kebetulan.
Saya
sendiri dalam kamar, bukan tidak ramai.
Sepi
seperti jalanan kota menuju pagi.
Kedai Makan_24-04,2007
bingung
berpikir
ketidak-pastian,
hari ini
berkhayal
tanpa
kejelasan, esok hari
kejar
impian di depan mata
jalani
kewajiban tak terlihat
Mari
makan.
Tatap Atap_12-04-2007
(lt.4 gd,tari,isi yk)
terik
sejuk siang bolong
kicau
burung buai ritme nadiku
nada
semu mengalir samar
aku
tertatih mencari bunyi
asing,
aneh, bising dan lirih