Monday, October 21, 2013

Mix Text

Abstraksi Memori_Juli2013
Telinganku semakin peka semena-suka, decak jarum jam membekas luka darah menganga.
Tidak. Tidak akan lupa tiap derit detiknya. Dalam gaduh pesta talenta.
Tafsir ortodok melempar senyum di bibir jendela, menggurat nyali takdir. Berhala.
Nilai-nilai berhitung selepas siuman. Bisul-bisul menimbang berat badan.

AH_12feb2013
AH, jembut jempalitan di lantai-lantai putih yang mengkilat.
Secerah senandung murah biduan layar datar kotak hitam terpetak.
Tertata amburadul menyerupai gunungan sampah sisa banjir.
Tembok angkuh menohok bentang langit yang kian muram.
Tidak ada cerah bersahabat, panas membakar embun.

Hina Dina_17 Januari_2013
Sepatah kata
Terpenggal dua
Diamnya sunyi menusuk sunyi
Malam ini dingin menyepi

Hari Baru_01-01-2013
Cerah sinarnya, kuning keemasan.
Hangat menyengat, sedikit menyilaukan.
Sore nanti kelak mendung.
Perit-petir menyambar burung.

Isyarat_27des2012
Terlalu lebat sebelum mendung menandai.
Hadirnya cepat mengusir kepung matahari.
Perubahan makna tak tercerna.
Karena logika menjadi buta.

Introvert_17april2012
Saya diam tapi musik saya cerewet.
Bukan kontras tapi hanya kebetulan.
Saya sendiri dalam kamar, bukan tidak ramai.
Sepi seperti jalanan kota menuju pagi.

Kedai Makan_24-04,2007
bingung
berpikir
ketidak-pastian, hari ini
berkhayal
tanpa kejelasan, esok hari
kejar impian di depan mata
jalani kewajiban tak terlihat
Mari makan.

Tatap Atap_12-04-2007 (lt.4 gd,tari,isi yk)
terik sejuk siang bolong
kicau burung buai ritme nadiku
nada semu mengalir samar
aku tertatih mencari bunyi
asing, aneh, bising dan lirih
mengenang masalalu, pandangi puing-puing gedung rubuh. 

Pandu Hidayat