Ah, sungguh
membosankan malam ini, tidak ada yang dapat kukerjakan selain memandangi setiap
sudut ruangan ini, hanya menikmati wine dan menghabiskan berbatang rokok, membuang-buang
waktu sampai pagi datang. Sebaiknya aku menceritakan sedikit kisah tentangku,
ya lebih baik aku mencoba menuliskannya menjadi sebuah cerita. Kelak suatu saat
ada yang membacanya, mungkin kamu atau mungkin aku sendiri yang akan
membacanya. Entahlah, aku hanya tidak ingin malamku terlewatkan sia-sia tanpa
menghasilkan apa-apa.
Aku hidup seorang diri di sebuah apartemen yang
kudapatkan dari seorang kaya yang pernah kuselamatkan nyawanya, tapi aku tidak
akan menceritakan kisahnya, karena aku tidak terlalu megenalnya. Aku juga tidak
ingin mengenangnya, dan pasti dia sudah bahagia di sana. Aku tidak memiliki
keluarga lagi ketika aku bertemu orang itu. Dan mendapatkan sebuah apartemen
dan segala fasilitasnya adalah sebuah keberuntungan yang tidak pernah kuimpikan
dalam hidup.
Luas ruangan ini setara dengan rumah tiga kamar dan
ruangan-ruangan lainnya, tapi tempat ini telah aku rombak dari keadaan semula,
tidak ada lagi tembok-tembok penyekat ruangan. Bahkan tak ada sekat untuk kamar
mandi, aku hanya memberinya batas dengan batu-batu granit, tirai bambu dan
tanaman hias, begitupun dapur miniku untuk sekedar membuat minuman hangat dan
makanan ringan. Sedangkan ruang tidur, ruang kerja dan ruang untuk melakukan seluruh kegiatanku semua menyatu
tanpa sekat. Ruang apartemen ini menjadi semakin luas, dan aku menjadi lebih
nyaman berada di sini, sendiri. Sudah tujuh tahun aku berada di sini, dan tidak
pernah sekali pun aku keluar meninggalkan tempat ini, bahkan hanya untuk satu
langkah.
Pasti anda tidak percaya dan menganggapku memiliki
masalah dengan kejiwaan, mungkin anda benar, tapi aku merasa baik-baik saja dan
bahagia menjalaninya. Aku hidup selama ini hanya bergantung pada bisnisku yang
kujalankan secara online. Tidak ada yang mengetahui keberadaanku, tidak teman
atau siapa pun, kecuali seorang kurir yang kupercaya untuk mengantar dan
mengambilkan sesuatu yang kubutuhkan. Orang itu pun tidak mengetahui siapa sebenarnya
aku ini, juga sebaliknya. Dia adalah pegawai yang kugaji lebih setiap bulannya,
dengan catatan tidak perlu turut campur dengan apa yang kukerjakan dan
merahasiakan tentang semua ini.
Tujuh tahun bukan waktu yang singkat, banyak yang berubah
di luar sana dan aku tidak lagi mempedulikannya. Semua sudah tidak penting
untukku, satu-satunya hal yang membuatku kesulitan adalah ketika terserang penyakit.
Aku terpaksa menyiapkan banyak obat, untuk sekedar berjaga-jaga, beruntung
sampai detik ini kesehatanku baik-baik saja karena aku rajin berolahraga dan
menjaga pola hidup dengan baik. Semua bisa kulakukan di ruangan ini, apartemen
yang kutempati sejak usiaku baru menginjak dua-puluh.
Aku bukan pemurung, semua ini kulakukan karena kebetulan
dan pada akhirnya menjadi rutinitas untukku, aku merasa bebas dalam ruangan
ini, sangat bebas dan aku tidak ingin melepas kebebasanku di luar. Aku adalah
seorang wanita muda yang cantik dan penuh semangat. Sebelum aku berada di sini,
aku adalah seorang model. Tapi aku lebih memilih hidup seperti ini tanpa
kepura-puraan yang selalu menuntutku tampil sempurna, aku tidak benar-benar
menyukai dunia modeling dan
sebenarnya aku hanya mencoba-coba.
Di
suatu malam, sepulang melakukan show, aku menemukan seorang pria tua tergeletak
di lobi gedung tempatku bekerja, tanpa seorang pun tahu. Aku membawanya ke
rumah sakit dan ikut merawatnya, karena tidak ada kerabatnya yang bisa
kukabari. Setelah itu, tanpa panjang lebar pria tua itu mewariskankan apartemen
ini, kemudian ia meninggal karena terkena serangan jantung saat terpeleset di
kamar mandi rumah sakit. Hanya itu yang kutahu tentangnya, dan sebenarnya aku
tidak ingin mengingat kejadian itu. Yang jelas dia orang baik, dengan akhir
hidup mengenaskan tanpa keluarga yang mendampinginya. Tapi sudahlah, itu
kisahnya. Lupakan saja.
Selain menjalankan bisnis online untuk tetap bisa bertahan
hidup, aku mengisi hari-hariku dengan melukis, hampir setiap saat aku
melakukannya. Melukis adalah hobi sejak kecil dan kurasa aku memiliki bakat
yang kuat, entah dari mana bakat ini kumiliki. Beberapa karya lukisku pernah
laku terjual, aku memiliki kenalan seorang kolektor di dunia maya, setelah aku
memperlihatkan beberapa foto lukisan yang kupajang di situs pribadiku, dia
tertarik untuk membelinya. Hingga saat ini komunikasi kami masih baik, dan
kadang setiap bulannya aku dapat menjual dua sampai tiga lukisan. Lukisan
lainnya hanya kunikmati sendiri di ruangan ini, hampir setiap sudut sudah penuh
dengan lukisan dan gambar-gambar yang kubuat sepanjang aku menempati tempat
ini.
Aku juga memiliki hobi lain, aku senang mendengarkan
musik. Aku memiliki beberapa alat musik, hanya sekedar untuk bernyanyi dan
bersenang-senang, karena aku tidak ahli untuk memainkannya. Beberapa lagu juga
pernah aku buat dan merekamnya sendiri di ruangan ini. Aku melakukan apa saja
yang membuatku senang, apa saja yang dapat mengusir rasa jenuh ketika kebosanan
menyerangku. Membaca buku, bermain game, menonton film, kadang juga menulis.
Semua itu kulakukan sebagai rutinitas hidup yang menyenangkan. Tapi aku tidak
terbiasa menulis seperti ini.
Dalam hal bersosialisasi dengan banyak orang, aku
memanfaatkan berbagai jejaring sosial yang banyak tersedia. Tentu dengan nama
samaran, aku dikenal sebagai “Penyembah Sepi”, itulah nama yang kupakai untuk
setiap akun jejaring sosial. Aku memiliki banyak teman, dan mereka memanggilku
Sepi. Bahkan aku memiliki beberapa sahabat, yang bertahun-tahun tetap intens
berbagi kabar dan informasi tentang segala perkembangan. Tapi mereka semua
tidak ada yang mengenali dan mengetahui siapa sebenarnya aku, juga bagaimana
kehidupanku.
Aku mengaku seorang yang selalu berpindah tempat dari
waktu ke waktu. Ini adalah caraku untuk menghindari pertemuan dengan teman atau
sahabatku. Banyak di antara mereka yang kecewa karena tak kunjung bisa
menemuiku, bahkan beberapa orang memberikan perhatian lebih dan terang-terangan
menyukaiku. Mereka hanya sedang terjebak imej palsu yang disadarinya sebagai
kebenaran. Semua ini tentang dunia yang tidak nyata, lantas ketika seseorang
berharap lebih, maka dia akan tenggelam dengan harapan yang dibawanya dalam
kehidupan nyata.
Aku tidak jahat dalam hal ini, aku hanya sedang berperan
sebagai Penyembah Sepi, bukan diriku yang sebenarnya. Perihal mereka tidak
mengetahuinya, itu bukan urusanku. Tapi aku tetap menganggap mereka sebagai
teman dan sahabat yang mengisi satu sisi hidupku yang lain. Dalam kehidupan
nyata, aku sama sekali tidak membutuhkan kehadiran mereka. Apakah aku tidak
merasa kesepian? Tidak! Aku sudah terbiasa, menikmati sepiku dengan kedalaman,
bahkan aku hampir tidak faham bagaimana sepi yang anda maksud.
Apakah kesepian karena tidak memiliki seorang kekasih?
Atau mungkin anda mengira, aku pernah dikhianati dan memutuskan hidup seperti
ini? Tidak! Justru sebaliknya, aku sering membuat pria patah hati. Aku tidak
pernah menyesali apa yang kulakukan dulu dan apa yang kujalani sekarang. Semua
adalah cerita yang akan menjadi sejarah, kehidupan yang akan terus berjalan
sampai kita kehilangan nafas di dunia ini. Aku siap menghadapi kematianku di
tempat ini, lebih baik tidak ada yang tahu sampai waktu mengurai daging-daging dan
kulitku, mengelupas menjadi tengkorak yang anggun. Ah apa yang sebenarnya aku
katakan ini, aku masih muda untuk sebuah kematian.
Apakah anda mencurigaiku berbohong dan bersandiwara
dengan kisahku ini? Percayalah, ini adalah diriku yang sesungguhnya, tapi maaf
aku tidak bisa menyebutkan nama dan identitas asliku. Seperti yang anda tahu,
aku tidak mungkin melakukannya. Aku tidak ingin ketika cerita ini tersebar, dan
sampai ketangan anda, kemudian anda memiliki niat untuk menghampiriku. Ah
tidak, aku hanya bergurau, rupanya aku sedang sangat percaya diri malam ini.
Hanya saja konsentrasiku sedikit terganggu dengan lukisan yang berada di
hadapanku, sosok pria muda yang elegan, entah siapa dia dan bagaimana aku bisa
begitu saja melukiskan wajahnya.
Sebaiknya aku lanjutkan kisahku. Beberapa menit lalu aku
istirahat sejenak, menghabiskan sebatang rokok di ruang terbuka, semacam
balkon. Itulah satu-satunya tempat untuk bertemu udara segar dan sinar
matahari. Aku menatanya dengan indah dan asri, juga tanaman-tanaman segar. Aku memang
memperhatikan setiap sudut ruangan ini agar tidak membosankan, aku tidak
terbiasa berdiam diri, aku selalu ingin bergerak walaupun di ruang yang
terbatas ini. Salah satunya dengan mengganti model tata ruang, yang hampir
setiap bulan kulakukan. Paling tidak aku bisa memindah tukarkan posisi lukisan
satu dengan lukisan yang lain, atau sekedar mengganti tanaman yang sudah mulai
layu.
Mungkin anda mengira aku seorang seniman atau pelukis.
Bukan, semua itu hanya hobi, hobi menenggelamkan diri dengan ide-ide dan
berenang dalam keindahan visual. Aku menemukan imajinasi yang tidak pernah
berujung ketika menghadapi lembaran kanvas, mengaduk-aduk cat dan menggoreskan
garis-garis. Dan sejujurnya, aku tidak pernah menyelesaikan setiap ide di atas
sebuah kanvas. Ya, lukisanku tidak pernah selesai, ini hanya bagian terkecil
dari konsep seniku. Sedangkang gagasan awal setiap karya banyak kudapatkan dari
bait-bait lagu atau musik instrumental, menyelaminya kemudian menafsirkannya
kembali dengan perspektifku sendiri. itu saja.